Jumat, 16 Desember 2016

Subhanallah Ingin Bantu Nenek Lusuh, Tak Disangka, Ternyata...


Dream - Penjual Nasi Lemak Anak Dara (NLAD), Sitti Hajjar, kembali viral di media sosial. Kali ini bukan menyangkut dagangannya, melainkan karena kebaikan hatinya.
Gadis cerdas lulusan jurusan teknik ini dinilai memiliki sifat yang suka membantu orang lain. Baru-baru ini Siti berbagi pengalamannya setelah bertemu dengan seorang wanita tua berpakaian lusuh.
Pertemuan tersebut membuatnya merasa iba sekaligus kagum. Lantaran si nenek tersebut awalnya enggan dibantu. Namun apa yang terjadi setelah itu?
Simak pengalaman gadis berparas manis itu bersama nenek yang tak mau menyusahkan orang lain itu berikut ini.

Bersikukuh Menolak Dibantu

Peristiwa terjadi beberapa hari yang lalu. Kebetulan saat itu aku singgah di Aeon Big di Batu Pahat untuk belanja bahan-bahan membuat menu sup buah.
Mungkin ini takdir Allah mempertemukanku dengan seorang nenek yang menurut orang lain terlihat menjijikkan. Tapi bagiku, hati dia sangat mulia.
Pada saat sedang memilih buah, ada sesuatu yang membuatku tersentuh. Kemudian, aku dekati nenek yang sedang kebingungan memilih barang keperluannya. Maklum, saat ini harga barang-barang menjadi mahal.
Kemudian, kuulurkan sedikit uang kepadanya. Namun, nenek itu tak mau menerimanya. Tapi aku terus memaksanya agar mengambil uang itu. Hingga akhirnya, aku berhasil membujuknya dan melihat rasa syukur di wajahnya.

Balas Memberikan Makanan

Kemudian aku pun kembali memilih barang keperluanku. Namun aku masih tak bisa melepaskan pandangan dari nenek itu. Dari kejauhan, aku lihat banyak yang jijik dengan nenek itu. Ya Allah, padahal dia juga manusia seperti mereka.
Selang beberapa menit kemudian, dia datang ke arahku sambil memberikan sedikit manisan yang dia jual di dekat pintu masuk. Dia bilang 'ambil asam ini, nanti bisa buat camilan'.
Aku menolaknya dan mengatakan kepadanya manisan itu lebih baik dijual agar dapat uang. Aku bilang aku bantu nenek karena ikhlas. Nenek itu memang dari awal terlihat tidak ingin menyusahkan banyak orang.
Dia mencari rezeki dengan berjualan manisan, bukan dengan minta-minta. Aku suka cara dia itu dan hatinya memang bersih. Aku lihat setiap kali melihat harga makanan yang di rak, nenek itu meletakannya kembali ke tempat asalnya karena harganya yang tak terjangkau olehnya.

Saya Muslim....

Aku pun cepat-cepat mengambil barangku dan pergi ke arahnya. Aku suruh dia letakkan makanan yang sudah diambil ke troli belanjaanku. Seperti sebelumnya, dia juga menolak melakukannya karena tak mau menyusahkan aku.
Sekali lagi aku bilang kepadanya aku akan membantunya selagi mampu melakukannya.
Nenek itu agak enggan meletakan makanan yang ada di tangannya, meski akhirnya mau melakukannya. Setelah membayar semua barang belanjaan, kami berjalan sambil berbincang-bincang. Ketika aku bertanya 'nenek ini Melayu atau Tionghoa?', dia hanya menjawab 'saya Islam'.
Rasa penasaran muncul karena nenek itu memiliki logat seperti seorang Tionghoa. Jadi, aku rasa nenek ini adalah seorang China Muslim.
Kami terus berbincang hingga mendekati pintu keluar Aeon Big. Jika tidak ada urusan lain, ingin rasanya mengantarkan nenek itu sampai ke rumahnya. Kebutulan nenek itu juga beralasan sedang menunggu teman yang entah pergi ke mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar