Keprihatinan luar biasa muncul dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris. Menurutnya, kondisi Pilkada DKI Jakarta putaran kedua belum pernah dia temui sepanjang hidupnya. Sampai-sampai ada jutaan brosur kampanye hitam kepada Anies-Sandi dalam dua kontainer.
"Sepanjang saya ikut Pemilu atau Pilkada, Pilkada DKI putaran kedua ini paling brutal. Jika polisi tidak mampu mengungkap otak dibalik semua kampanye hitam ini, demokrasi kita sudah lampu merah," ujarnya, Rabu (5/4).
Fahira mengungkap ditemukannya dua kontainer berisi jutaan brosur kampanye hitam yang memfitnah Anies-Sandi di sebuah rumah di Jakarta Barat.
Kata dia, hal tersebut menjadi bukti, gerakan ini didanai dan terorganisir dengan baik. Sehingga, seharusnya bukan menjadi hal yang sulit bagi polisi untuk segera mengungkapnya.
Fahira kemudian memaparkan bukti-bukti lain bahwa pilkada ini menjadi yang paling brutal. Mulai dari indikasi politik uang, intimidasi, aksi premanisme, dan yang paling memperihatinkan begitu marajalelanya kampanye hitam berisi fitnah yang kesemuanya itu merupakan pidana pemilu.
Fahira mengungkapkan, gerakan kampanye hitam yang menghantam Anies-Sandi sangat terstruktur, sistematis, masif dengan disokong pendanaan yang besar. [wjd]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar